Sahabat 4liputan -
Konflik di Suriah yang merupakan buntut dari Musim Semi Arab sampai kini belum juga mendapatkan solusi terbaik. Pemerintah Basyar al-Assad bersikukuh mempertahankan pemerintahannya melawan berbagai aliansi pejuang revolusi yang terbagi dalam banyak faksi.
Tak ayal, korban sipil berjatuhan hingga angka yang sangat fantastis. Perang semakin berkecamuk ketika Rusia ikut campur, Amerika pura-pura peduli dengan membentuk tim perundingan damai, dan lahirnya
ISIS yang semakin memperparah keadaan karena membawa nama Khilafah Islamiyah tapi jauh dari akhlak-akhlak islami ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Kini, situasi yang dialami korban sipil makin merana. Apalagi, Saudi Arabia dikabarkan akan menurunkan pasukan darat agar bisa head to head dengan pemberontak ISIS. Dalam serbuan darat, rakyat masih bisa berlari dan berlindung, tapi kemungkinannya menjadi kecil sebab tiada lagi lokasi yang digunakan untuk berlindung. Semuanya hancur. Pun masjid-masjid agung yang menjadi tempat bersejarah.
Menarik, peristiwa yang terjadi si Suriah ini sudah diprediksikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam sejak 1400-an tahun yang lalu. Diriwayatkan oleh
Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi di dalam al-Mughni, para sahabat menyebutkan tiga militer terkuat; Syam (Suriah), Yaman, dan Irak. Kepada Nabi, para sahabat bertanya, “Manakah yang paling kuat?”
Rupanya, Nabi yang mulia memilih Syam (Suriah). Syam menjadi tanah yang terpilih, orang yang berada di sana pun terpilih. “Sesungguhnya Allah Ta’ala mempercayakan Syam kepadaku dan warganya.”
Dalam riwayat lain yang dibawakan oleh sahabat mulia Zaid bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menyebutkan bahwa Syam merupakan kota yang dinaungi oleh sayap para malaikat.
Hadits ini juga menjadi salah satu penjelas ilmiah, mengapa ahli Syam sampai kini masih bertahan. Padahal, di sana, semua kekuatan orang kafir bersatu, sebagian besar senjata pembunuh massal sudah ‘diuji-cobakan’ dengan cara biadab melalui jalur udara.
Seperti inilah seharusnya kita melihat peta pertempuran global yang kini terjadi. Ini bukan perang saudara biasa, bukan pula perseteruan politik biasa. Apa yang terjadi di Syam dan negeri-negeri sekitarnya adalah Nubuwat akhir zaman yang sudah diprediksikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Maka yang akan menang, tidak jauh dari apa yang diprediksikan oleh beliau yang tak pernah salah.
Persoalannya, di antara pihak yang bertikai, siapakah yang paling nyata memperjuangkan Islam dan kaum Muslimin?
Wallahu a’lam. [
Pirman/BersamaDakwah]