Ada yang familiar dengan gambar ini?
Ya. Kalo kita pernah belajar IQRO terbitan Balai Litbang LPTQ Nasional, Team Tadarus "AMM" Yogyakarta pasti masih ingat susunan huruf-huruf tersebut. Memang gambar tersebut diambil dari salah satu jilid IQRO tsb, tepatnya jilid 2 hlm. 21.
Tidak bermaksud mau ngajari lagi, pastilah teman-teman sudah mahir cara bacanya dari sisi makharijul huruf maupun tajwidnya (mad). Bukan pula mau iklan
IQRO' ini, karena tidak saya iklankan pun dari dulu buku ini sudah laris manis di pasaran. Sudah bisa dipastikan yang pernah ikut TPA/TPQ dalam kurun waktu 1990-an sampe sekarang pernah memegangnya.
Waktu dulu saya (enyong) belajar memang sih tidak ada yang istimewa. Semua berjalan seperti layaknya anak-anak lain belajar IQRO'. Membaca dan belum paham artinya. Namun lain ceritanya ketika beberapa waktu lalu saya mengajarkannya ke bapak-bapak Dusun Duwet salah satu Dusun di Wonogiri. Dan puncaknya adalah tadi malam ketika saya ajarkan kepada anak-anak remaja Dusun tsb. Dengan gigihnya mereka di usia tua dan remaja (bukan anak2) mau membuka kembali IQRO' ini, untuk bisa membaca tulisan Arab (bahasa Al Quran). Dan tidak perlu saya jelaskan di sini betapa pentingnya dan bermanfaatnya membaca al Quran itu.
Nah yang membuat saya tercengang adalah ketika menyimak satu persatu huruf yang mulai tersambung sehingga membentuk satu kata kerja (fingil)/kata benda, dan bila dibaca ulang ternyata kata-kata pada lembar IQRO' tersebut merupakan susunan kata yang mempunyai makna mendalam dan penuh motivasi.
Kita bisa lihat dari judul yang diulang 3 kali, karena memang untuk menunjukkan variasi susunan 3 huruf bila disambung.
Najaha-Najaha-Najaha (sukses-sukses-sukses).
Ya. Judulnya bisa diartikan Sukses! Sukses! Sukses!. Bagaimana agar bisa sukses?.
Jawabannya, kalo mau sukses ya harus bersegera ('ajala) memulai dan memaksakan diri (sakhoro). [Dalam konteks saya mengajar di sini] Tidak malu meskipun sudah tua, karena belajar ya dari lahir sampai masuk liang lahat/kubur (lahada).
Yang mau sukses mau membuka (fataha) mata, hati, dan pikiran walaupun sudah sangat terlambat/tua.
Mau merapatkan, menambal, dan memperbaiki (lahama) yang belum sempurna, sudah retak bahkan rusak.
Tanpa mengurangi (naqosho) semangat yang ada ketika menggelora. Semangat ya semangat. Tidak usah memdengar ocehan orang.
Pokoknya semangat, mau hujan turun (mathor) tetep datang (hadhoro). Karena mau sukses ya tak kenal rintangan.
(Ma'ahaa) ada atau tidak adanya faktor eksternal yang mendorong harus tetep semangat. Karena niatnya dari hati, semangatnya pun sampai mati, bukan karena ada yang jadi pemerhati.
Penting juga untuk menjadi sukses adalah tidak menunda-nunda (ajala) pekerjaan, perbuatan baik, niat baik dan cita cita luhur. Yang lalu (salafa) biarlah berlalu. Dulu bodoh, dulu tidak tahu. Tapi kebodohan itu bukanlah untuk selamanya (abada) selagi saat ini mau memulai. Tidak ada kata terlambat apalagi merasa sudah terlalu kotor (najasa) untuk memulai lembaran baru yang masih bersih. Masa lalu (salafa) bolehlah kotor (najasa) kelam, hitam dan suram. Tapi masa depan masih suci (zaka).
Kedudukan (maqoma) dan kesenangan (matanga) dunia hanyalah sementara. Kedudukan dan kesenangan yang sementara ini tak akan membuat seorang bahagia selamanya. Maka untuk menjadi orang sukses lagi beruntung (falaha) dunia akhirat, acungkanlah ujung jarimu! (Banana) ke depan dengan penuh emosi dan motivasi untuk membawa (hamala) raga, hati dan pikiran mampu menaklukan (galaba) segala rintangan (syajara) yang ada di hadapan kita.
Entah disengaja atau tidak. Tapi apa yang telah di karang oleh penulis IQRO' ini sangatlah sarat motivasi bila dimaknai secara mendalam. Belum lagi halaman-halaman lain yang mungkin saja masih banyak hikmah tersimpan dari susunan kalimat yang ada.
Semoga Allah swt Senantiasa memberikan pahala kepada pengarang, orang-orang yang terlibat dalam pembuatan buku ini, para pengajar yang masih mau mengajarkan IQRO' sebagai jalan memahami al Quran, dan para penuntut ilmu yang senantiasa di jalur ilmu. Aamiin.