4liputan - Keberhasilan Wayan Sumardana alias Sutawan alias Tawan, pembuat robot, ternyata tidak hanya banyak mendapat pujian.
Ada juga yang meragukan robot tangan buatan pria dijuluki ‘Iron Man’ asal Banjar Tauman, Desa Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis kabupaten Karangasem, Bali, ini.
Dosen
Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Rudy Dikairono salah satunya. Dia meragukan tangan robot buatan Tawan.
“Teknologinya sudah ada, tetapi yang terlihat di media massa itu pasti bukan robot yang dikendalikan dengan pikiran,” terang Rudi, Sabtu (23/1/16).
Dia menambahkan, ini terlihat dari respon gerakan yang terlalu sempurna. Padahal sampai saat ini temuan di negara-negara maju, robot lengan yang digerakkan pikiran hanya mampu bergerak naik turun, menekuk, dan menggenggam.
“Sehingga bisa saya katakan temuan robot pengontrol pikiran milik Wayan hanya fiktif belaka,” tegasnya.
Menyikapi ini, Tawan hanya menjawab dengan enteng. Pria berusia 31 tersebut, menyadari dengan segala keterbatasan yang dimilikinya termasuk juga dengan segala kehidupannya.
Dengan sedikit ilmu yang didapatkan saat sekolah di bangku STM di Denpasar dulu, dia mulai membuat skema rancangan robot dengan rumus
Alfa, Delta, Meta dan Neta, ditambah lagi dengan informasi yang dipelajarinya dari internet.
“Semua ini saya lakukan karena tangan saya yang kiri tidak berfungsi. Saya punya tanggung jawab untuk istri dan ketiga anak saya, saya tidak minta lebih dan terkenal dengan kemampuan saya. Saya hanya ingin bisa bekerja dengan kedua tangan saya, ternyata saya bisa,” ungkap Tawan.
Soal dikatakan fiktif, Tawan tidak terlalu ambil pusing. “Sejak awal saya katakan, robot lengan saya ini bukan buatan orang hebat dan para ahli robot yang buatan mahasiswa. Ini buatan orang biasa yang hanya tamatan SMA dengan bahan bahan dari rongsokan,” jabarnya.
Melihat kondisi ini, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku kagum dengan kegigihan Tawan untuk bangkit hingga menciptakan robot tangan yang menghebohkan itu.
Secara pribadi, Mangku Pastika langsung memberikan bantuan tunai sebesar Rp 50 Juta kepada Sutawan, termasuk bersedia untuk membantu pengobatan tangan Sutawan yang lumpuh.
“Kita akan bantu pengobatannya ke dokter syaraf, kalau tidak bisa di Karangasem, kita bawa ke Denpasar, kalau tidak ada di Bali, kita bawa keluar Bali, kalau tidak ada di Indonesia kita bawa kemana lah. Karena ilmunya Sutawan ini yang sangat berharga,” ujar Mangku Pastika.
Lantas untuk menjawab keraguan dari para Netizen terkait robot temuan Sutawan itu, Gubernur Bali mengaku siap memfasilitasi untuk menguji kebenaran robot tangan rancangan Sutawan tersebut dengan mendatangkan para pakar ahli teknologi.
“Silakan diuji, karena ada pakarnya untuk menguji itu,” singkatnya.