4Liputan - Orang Indonesia memang tak bisa dipandang sebelah mata lagi oleh dunia. Pasalnya, putra asal Tasikmalaya, Jawa Barat bernama Yogi Ahmad Erlangga berhasil memecahkan '
Persamaan Helmholtz', yaitu rumus matematika tersulit di dunia.
Banyak ahli dan pakar dunia yang menghindari persamaan ini karena memiliki kerumitan yang sangat tinggi.
Selama 30 tahun terakhir, tak ada yang berhasil memecahkan persamaan matematika
Helmholtz ini. Namun, Yogi yang bukan ahli matematika, berhasil memecahkannya.
Yogi yang kuliah di Institut Teknologi Bandung dan meraih gelar 'cum laude' hingga S2 di sana. kemudian, Yogi melanjutkan strata 3 (S3) di
Deft University of Thechnology (DUT), Belanda.
Awalnya, Yogi ditantang perusahaan minyak Shell dan Universitas Teknologi Delft, Belanda untuk memecahkan rumus Helmoltz tersebut. Pasalnya, selama Shell harus menggunakan rumus Helmholtz berkali-kali dan terpaksa mengeluarkan yang besar. Persamaan Helmholtz sendiri memang sering dipakai untuk mencari titik lokasi minyak bumi.
Tantangan itu diterima dengan semua dana riset sekitar Rp 6 miliar di tanggung oleh Shell. Dengan pemecahan persamaan Helmholtz ini, dapat mempercepat upaya pencarian minyak 100 kali lebih cepat. Lebih hemat hingga 60 persen. Wow!
Tentang Hak Paten
Penemuan Yogi ini dapat diaplikasikan bukan hanya untuk menemukan sumber minyak. Persamaan Helmholtz ini juga bisa diaplikasikan dalam industri lainnya yang berhubungan dengan gelombang dan digunakan digunakan untuk mendeskripsikan perilaku gelombang secara umum.
Industri yang bisa mengaplikasikan rumus ini antara lain industri radar, penerbangan, kapal selam, penyimpanan data dalam blue ray disc (keping DVD super yang bisa memuat puluhan gigabyte data), dan aplikasi pada laser.
Yang menarik dari putra asal Indonesia ini adalah keinginannya untuk berbagi. Yogi tidak mematenkan rumus temuannya itu. Bagi Yogi, penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi ini, maka Persamaan Helmholtz ini juga milik publik. Yogi juga berpendapat bahwa produk ini berasal dari otak sehingga tidap perlu dipatetkan. Dia berharap ilmu pengetahuan akan dapat terus berkembang. Termasuk apabila temuan ini digunakan oleh PT Pertamina.
“PT Pertamina pun sebenarnya bisa menggunakan rumus ini untuk mencari minyak bumi. Saya sempat diundang oleh Pertamina beberapa waktu lalu, tapi karena ada keperluan, tidak hadir. Memang ada yang mengatakan kalau PT Pertamina tertarik dengan temuan saya, cuma masalahnya Pertamina memiliki software-nya atau tidak,’’ ujar pria 8 Oktober 1974 ini seperti dikutip dari goodnewsfromindonesia.